UMMI Corner - Universitas Muhammadiyah Sukabumi

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Kalau kamu ikan jangan ikut lomba terbang : kita dicipta berbeda
Penanda Bagikan

Text

Kalau kamu ikan jangan ikut lomba terbang : kita dicipta berbeda

Emha Ainun Nadjib - Nama Orang; Ahmad Najib - Nama Orang; Tofik Pram - Nama Orang;

Di dalam masyarakat Jawa, perkembangan buah kelapa yang terdiri dari beberapa tahap punya namanya masing-masing. Berawal dari bunga kelapa yang disebut manggar, lalu tumbuh menjadi bluluk, kemudian cengkir, berlanjut menjadi degan (kelapa muda), lalu akhirnya buah kelapa yang sebenarnya.

Bak pertumbuhan buah kelapa ini, tahapan-tahapan pemahaman manusia terhadap agama pun demikian—khusus dalam Islam, kita mengenal anak-anak tangga pemahaman yang berawal dari syariat, lalu tarekat, kemudian hakikat, dan akhirnya makrifat.

Sebagaimana buah kelapa yang sudah berkembang sempurna, yang setiap bagian dirinya bermanfaat bagi manusia, demikian pula mereka yang memiliki tingkat pemahaman agama paling tinggi. Jangan tanya keimanan, wawasan agama atau ibadahnya; melangkaui semua itu, fokus hidupnya adalah melepaskan masyarakatnya dari penderitaan, kemiskinan, kebodohan. Sebagaimana kelapa menghasilkan santan yang gurih kental, yang terlahir dari dirinya hanyalah manfaat besar bagi sekitar.

Sayang sekali, menurut Emha Ainun Nadjib, sebagian besar umat saat ini baru memiliki pemahaman ilmu agama pada tingkat bluluk. Bentuknya sudah seperti buah kelapa, namun ukurannya masih kecil, dagingnya pun belum ada, jangankan menghasilkan santan yang lezat. Para bluluk ini masih memandang agama sekadar sebagai hukum halal-haram, itulah sebabnya mereka paling cepat menyalahkan, bahkan mengafirkan, kalau mendapati praktik agama yang berbeda dengan keyakinannya.

Buku ini antara lain mengungkapkan keprihatinan Emha Ainun Nadjib tentang fenomena bluluk itu.



Keunggulan Buku
Ditulis oleh seorang tokoh intelektual, seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang berkompeten, yakni Emha Ainun Nadjib atau juga dikenal Cak Nun.


Ketersediaan
#
UMMI Corner - SMK Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi (Golongan 200) 297 EMH k
UC0079
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
297 EMH k
Penerbit
Bandung : Noura Books., 2021
Deskripsi Fisik
252 hlm. : ilus. ; 21 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-242-220-9
Klasifikasi
297
Tipe Isi
text
Tipe Media
unmediated
Tipe Pembawa
unspecified
Edisi
Cet. 2.
Subjek
Islam
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Emha Ainun Nadjib
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

UMMI Corner - Universitas Muhammadiyah Sukabumi
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

“UMMI Corner” merupakan pojok yang menyediakan rak dan beberapa koleksi buku bacaan dengan desain khusus berlabel Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang di tempatkan di sekolah-sekolah, panti asuhan, P2TP2A yang ada di Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?