Text
The naked traveler 1 year round the world trip part 2 = perjalanan trinity keliling dunia selama 1 tahun penuh
Apa yang terlintas dalam pikiranmu tentang orang yang keliling dunia selama setahun penuh? Gimana kalau duitnya nggak cukup? Gimana kalau diculik? Setahun itu, kan, lama banget! Apa nggak takut gempor wara-wiri ke sana kemari?
“It's not that hard!” kata Trinity, travel writer terlaris di Indonesia, yang berhasil memenuhi rasa penasarannya berjalan-jalan hingga mencapai 150.000 km, dan berkunjung ke 22 negara di dunia!
Dalam satu tahun, menginap di berbagai hostel dan naik bus dengan bermacam kondisi, dipaksa cepat beradaptasi dengan bahasa yang asing di telinga, dan mengatur menu makan sehemat mungkin, tentu bukan perkara yang mudah. Nyatanya, dengan persiapan matang dan tekad yang kuat, semua itu bisa diatasi. Dan, bukan Trinity namanya kalau tak berhasil mengubah situasi sulit jadi penuh gelak tawa.
Dalam bagian kedua dari seri The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World-Trip ini, Trinity akan lebih banyak berbagi rekomendasi dan highlight terbaik dari perjalanannya. Bersiaplah untuk berdebar-debar menyusup ke pusat kartel Kolombia, nyekar ke makam Che Guevara di Kuba, bertamu ke rumah Bob Marley di Jamaika, diving di gua suku Maya di Meksiko, hingga meluncur di air terjun di Guatemala.
Keunggulan Buku
Merupakan seri buku yang bisa menjadi jendela awal untuk pembaca yang terlambat menemukan karya-karya Trinity. Buku The Naked Traveler 1 Year Round-The-World Trip (Part 1) dan The Naked Traveler 1 Year Round-The-World Trip (Part 2) ini akan menimbulkan rasa penyesalan, “Kenapa saya tidak membaca buku-buku Trinity ini sejak dulu?”
Termasuk seri buku yang paling dicari pembaca (stok buku selalu habis di toko buku offline dan online), karena temanya yang paling menarik: keliling dunia setahun penuh ke 22 negara.
Dari perspektif kolektor baru, buku ini juga tidak menimbulkan beban pada pembaca The Naked Traveler baru, karena hanya terdiri dari 2 bagian. Tidak seperti seri The Naked Traveler reguler yang menggunakan angka sampai jilid 8.
Cerita yang mengedukasi dan menghibur tentang perjalanan keliling dunia dalam setahun penuh. Tulisannya dibuat supaya pembaca ingin membaca lebih banyak, menunggu pengalaman seperti apa yang dia temui. Dia juga memisahkan fokus bab buku, yang bagus karena kita tidak akan bingung tentang hal-hal yang terjadi. Misalnya, ketika dia mengunjungi Brasil dia memisahkan pandangannya tentang orang-orangnya dan tempat-tempat yang dia kunjungi.
Kedua buku ini memberi arti sebenarnya dari pepatah "Buku adalah jendela dunia."
Tidak tersedia versi lain